KARIMUN JAWA, SANG KARIBIA DI LAUT JAWA
Tidaklah mengada-ada, Karimunjawa disetarakan dengan pesona Kepulauan Karibia di Benua Amerika. Wilayah dengan ragam pulau-pulau kecil yang tersebar, menyajikan alam yang indah nan eksotis bagi setiap orang yang berkunjung. Baik dari bentang alam daratannya maupun pesona alam bawah lautnya.
Karimunjawa adalah kepulauan yang terletak di bagian utara Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Memiliki predikat sebagai Taman Nasional, Karimunjawa merupakan rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, serta berbagai macam spesies flora dan fauna laut.
Pergi melalui jalur darat dari Terminal Surabaya, kami berempat orang, bergegas naik bus jurusan Jepara. Selama 7 jam perjalanan, bus berhenti sejenak di daerah Tuban untuk para penumpang makan malam. Esoknya tepat jam 4 dini hari, kami sampai di Terminal Jepara. Yeah, perjalanan yang cukup melelahkan. Tanpa membuang waktu, kami langsung menuju Pelabuhan Kartini dan kemudian membeli tiket kapal feri tujuan Karimunjawa. Perjalanan laut ditempuh dalam 4 jam lamanya, oleh karena itu sangat dianjurkan membawa makanan dan minuman sebagai bekal di kapal.
Setibanya di dermaga Karimunjawa, rasa lelah pun terobati oleh beningnya air laut yang berwarna biru terkadang berubah hijau. Dan jika melihat ke bawah, tampak jelas ikan-ikan karang yang berenang kesana kemari, seakan menyambut kedatangan kami. Tak lama, kami dijemput oleh pemilik homestay untuk menuju penginapan yang sudah dipesan jauh-jauh hari. Selepas istirahat sejenak, kami menyewa sepeda motor untuk berkeliling sekitaran pulau utama Karimunjawa.
WISATA DARAT
Berjarak sekitar 15 menit bersepeda motor dari alun-alun Karimunjawa, tempat pertama yang kami tuju adalah Bukit Cinta. Disini terdapat berbagai spot foto, berupa tugu karimunjawa, tugu cinta, rumah pohon, dan spot sarang burung. Pemandangan Karimunjawa dari atas bukit tak boleh dilewatkan, perpaduan pohon-pohon Dewadaru khas yang lebat menghijau bertemu dengan gradasi warna biru laut sepanjang horizon. Sungguh menawan.
Pesona Karimunjawa dari atas Bukit Cinta |
Perjalanan dilanjutkan ke arah Utara, tepatnya menuju Tracking Mangrove. Disini kami mengikuti jalur trekking, menyusuri rimbunnya pepohonan bakau, hingga tiba di menara pandang yang tinggi menjulang. Sekali lagi, menyaksikan pemandangan dari atas ketinggian adalah sebuah keindahan.
Puas berfoto, kami kembali ke arah kota Karimunjawa selama 10 menit bersepeda motor. Seiring terbenamnya matahari, kami menutup perjalanan ditemani langit yang merah merona di Pantai Batu Topeng. Senja terasa tenang dan sunyi, ditemani deburan ombak berirama, berpadu semilir angin yang menyejukkan. Syahdu.
WISATA LAUT
Hari berganti, tiba waktunya menikmati atraksi wisata laut Karimunjawa. Dibantu kenalan seorang kawan, kami menyewa perahu masyarakat sekitar, berlayar menuju pulau-pulau tak berpenghuni.
Taka Sendok, begitulah masyarakat lokal menyebut destinasi wisata laut yang pertama kami datangi. Spot snorkeling dengan kedalaman sekitar 3-5 m, nyebur adalah hal yang spontan kami lakukan. Melihat taman bawah laut penuh terumbu karang dan ikan hias dengan berbagai macam warna yang memanjakan mata.
Beranjak siang, perahu bergeser menuju Geleang. Pulau dengan hamparan pasir putih lembut dan air laut jernih, hingga membuat kami betah untuk berlama-lama. Disini kami bersantai, bermain pasir, serta menikmati santap siang dengan bakaran Ikan Kakatua segar khas lokal. Lezat!
Pasir putih dan ombak yang tenang di Pulau Geleang |
Tujuan selanjutnya adalah Gosong Cemara. Gugusan terumbu karang berbentuk melingkar yang cukup luas, dengan kedalaman laut sekitar 2-3 m. Kami bisa melihat dengan jelas terumbu karang dari atas perahu. Beruntung sekali kami, menyelam dekat saja. Ada Ikan Nemo! Meski tampak bersembunyi malu-malu diantara sahabatnya, Anemon Laut. Itu sudah cukup membuat kami merasa puas dan senang.
Sebagai destinasi penutup, perahu kami bergerak ke sisi barat laut, Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanannya, kami singgah sejenak di Pulau Cemara Kecil untuk bersantai. Dan kemudian sampai juga di Ujung Gelam. Pantai dengan ikon khas, pohon kelapa miring dan juga merupakan spot paling epic menikmati senja jingga di pantai. Apalagi, saat matahari sampai di batas cakrawala sebelah barat, foto siluet dengan memanjat pohon tersebut menjadi andalan.
Esok paginya kami bergegas menuju Bandara Dewadaru yang terletak di bagian utara Karimunjawa, untuk mengejar naik pesawat balik menuju Surabaya. Hanya dalam waktu 90 menit saja kami sudah sampai di Bandara Juanda. Berakhir sudah perjalanan kami kali ini, Karimunjawa memang menyimpan begitu banyak pesona keindahan alam. Namun jangan lekas percaya dengan apa yang dikatakan. Pergi, datangi, dan lihatlah sendiri.
Akhir kata, sampai jumpa di lain waktu. Salam bekpeker!
Comments
Post a Comment